Pernahkah
kita berpikir mendalam tentang alam semesta? Sebenarnya akan sangat banyak
pertanyaan yang timbul jika kita tertarik dengan alam semesta yang sangat
besar ini. Beberapa pertanyaan yang saya pernah pikirkan adalah, dari mana alam
semesta ini berasal? Apa yang menutupi alam semesta ini? Sampai mana alam
semesta ini berbatas? Sendirikan manusia di alam ini? Dan dari beberapa
pertanyaan tersebut, yang terakhir yang cukup menarik untuk kita bahas.
Hey, bukankah alam semesta ini begitu
besar untuk umat manusia? Bahkan penjelajahan manusia belum sampai melebihi
pengamatannya di luar angkasa. Ekspedisi luar angkasa tanpa awak kapal terjauh
yang pernah dilakukan adalah misi Voyager 1 dan Voyager 2 yang kini berada
lebih dari 20 milyar tahun cahaya dan 16 milyar tahun cayaha. Lantas, kalaulah alam ini begitu besar, apakah benar
hanya di Bumi yang memungkinkan kehidupan bisa terjadi? Atau adakah kehidupan
lain selain kehidupan manusia? Sampai saat ini, memang baru sebatas teori bahwa
terdapat kehidupan lain selain di bumi, dan belum ada bukti yang pasti mengenai
hal itu. Tapi saya akan coba paparkan beberpa logika yang cukup
bisa diterima.
Alam semesta yang ada saat ini terdiri
dari banyak benda langit. Yang paling sering kita lihat contohnya bintang,
bulan, planet lain, bahkan dengan teknologi canggih kita bisa melihat citra
dari beberapa galaksi, diantaranya galaksi Bima Sakti (Milky Way), dan galaksi
Andromeda. Semua citra itu tentunya tidak hanya dilakukan dengan pengamatan secara
langsung, melainkan berdasarkan perhitungan matematis, teori-teori penciptaan
alam semesta dan perkiraan-perkiraan jitu.
Salah satu teori yang kita kenal adalah teori Big Bang.
Nebula
Milky Way (Galaksi Bima Sakti)
Sumber : https://i.ytimg.com/vi/ttz4Sr0tZFg/maxresdefault.jpg
Oke, seperti yang kita ketahui bahwa teori
Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta ini berawal dari suatu dimensi titik
dengan kerapatan, tekanan dan suhu yang sangat tinggi kemudian mengembang. Dari
hasil pengembangan itu, kemudian debu-debu
(nebula) berkondensasi membentuk benda-denda langit yang kita kenal saat
ini, termasuk galaksi Bima Sakti yang terdiri dari lebih dari 5 milyar bintang
dan salah satunya adalah matahari. Di sekitar matahari terbentuklah sistem tata
surya yang terdiri dari banyak planet; mulai dari Mars, Venus, Bumi, hingga
Neptunus (dengan anggapan Pluto tidak termasuk planet). Dan di bumi, terbentuklah
kehidupan manusia yang kita alami saat ini.
Dari paparan di atas, kita dapat pahami
bahwa dari Big Bang, kemudian terbentuklah kehidupan manusia di satu tempat di
alam semesta ini. Jika kita coba gunakan logika kita, maka ada hal menarik. Menurut
prinsip kosmologi, alam semesta bersifat homogen dan isotropic. Big Bang kita
coba asumsikan terjadi secara radial (ke segala arah dan serba sama). Berarti,
kemungkinan di suatu tempat lain ada galaksi yang menyerupai Bima Sakti yang
terdiri dari banyak bintang juga. Berarti kemungkinan juga ada sistem tata
surya yang terbentuk dengan pusat sebuah bintang layaknya matahari. Dan berarti
juga kemungkinan ada sebuah planet di sekitar bintang tersebut yang menyerupai
Bumi untuk kemudian terjadi evolusi dan menghasilkan kehidupan seperti
kehidupan kita ini.
Hmm, mungkin asumsi bahwa Big Bang terjadi
secara radial terlalu mengada-ada untuk seorang penulis ecek-ecek ini. Baiklah, misalkan tidak terjadi secara radial, tapi
sembarang. Yang artinya, hanya ada satu galaksi Bima Sakti di alam semesta ini.
Citra yang kita ketahui bahwa Bima Sakti ini berbentuk spiral simetris, dimana
sesuatu yang diduga Super
Massive Black Hole di pusatnya dengan
dikelilingi milyaran bintang.
Citra
Galaksi Bima Sakti
Galaksi Bima Sakti sendiri berasal dari
debu hasil Big Bang (bisa juga karena interaksi antargalaksi, lebih spesifik lagi karena
tumbukan antara satu galaksi dengan galaksi yang lain hingga terbentuk galaksi
baru, gabungan dari kedua galaksi sebelumnya) yang kemudian terkondensasi menjadi ribuan bintang
yang berrevolusi mengelilingi pusatnya karena tarikan gravitasi materi. Dari
citra di atas kita ketahui bahwa matahari, yang berperan sebagai pusat tata
surya (berdasarkan teori Heliosentris), ada di salah satu tepi galaksi Bima
Sakti, dan di sana terjadi kehidupan manusia.
Hey!! Bukankah Bima Sakti ini Spiral,
berarti kemungkinan di tepi lain galaksi ini ada juga sebuah (bahkan mungkin
ribuan) bintang yang menyerupai matahari. Kalau begitu, kemungkinan juga ada
ribuan sistem tata surya bagi masing-masing bintang tersebut. Berarti
kemungkinan ada planet-planet lain di sekitar bintang- bintang tersebut yang
menyerupai Bumi untuk kemudian menghasilkan kemungkinan juga terjadi evolusi
yang menghasilkan kehidupan layaknya manusia di Bumi ini. Bahkan seorang
fisikawan paling terkenal di abad ke-20, Stephen Hawking, dengan yakin
mengatakan, “Dengan perhitungan matematis
yang saya lakukan, saya percaya ada alien (kehidupan lain selain manusia).
Bahkan mungkin peradaban ‘mereka’ lebih maju disbanding peradaban manusia di
Bumi ini’.
Apa yang bisa kita tarik menjadi
kesimpulan? TIDAK ADA. Yang kita bicarakan di atas hanyalah kemungkinan-kemungkinan.
Belum ada fakta atau teori pasti yang menyatakan bahwa ada kehidupan lain
selain manusia di Bumi ini. Tapi semoga ini semua bisa membuka pikiran kita
bahwa memang masih banyak hal-hal yang bisa kita explore di alam semesta ini.
Hhmm.. pernah mendengar tentang Patung
Moai, atau Callanish Stones? Ya, penemuan misterius yang sangat sistematis yang
dipercaya berasal dari ribuan tahun lalu sebelum peradaban manusia maju.
Mungkin mereka adalah hasil buatan alien.
Mungkin.
Referensi :
Harbeck, Richard M. and Johnson, Lloyd K. (1995). Earth and Space Science. New York: Holt,
Rineheart and Winstone, Inc.
Tulisan oleh : Wafdan Ubaidillah Ridwan
Editor : Arief Rizqiyanto Achmad (Ketua Umum Cakrawala HMF FPMIPA UPI 2016)